Kamis, 15 Maret 2012

Rumahku, Ruang Inspirasiku

Media Kalimantan, Minggu 5 Februari 2012


Kata sebagian orang, rumahku adalah surgaku. Ada pula yang mengatakan , rumahku istanaku. Namun, lain lagi dengan rumah versi Si “ Penyair Gila “, Arsyad Indradi ini. Pria kelahiran 31 Desember 1949 ini mendefinisikan, rumah sebagai ruang inspirasinya untuk melahirkan berbagai macam puisi dan tulisan lainnya.
“ Rumahku, ruang inspirasiku” begitu Arsyad berkata ketika dikunjungi Tim Rumah Kita di kediamannya, Jalan Pramuka no.16 RT 03 RW 09 Banjarbaru.
“ Rumah juga sarang untuk mengistirahatkan badan. Dirumah kami menyusun rencana kehidupan , membawa dan menyelesaikan segala permasalahan. Serta tentunya, di rumah inilah tempat berkumpulnya sanak keluarga.” lanjut Arsyad.
Tinggal bersama isteri, tiga orang anak dan dua cucunya, keluarga sastrawan satu ini tampak begitu kompak. Seluruh dinding rumahnya dilapisi car berwarna ungu. Katanya, seisi rumah memang sangat menyukai warna ungu. “ Cocok, seisi rumah suka dengan warna ungu,” tuturnya.
Diceritakan Arsyad, rumahnya mulai dibangun pada 1984,. Awalnya, ia meletakkan meja kerja persis di ruang tamu. Namun seiring waktu berjalan dan semakin banyak orang yang berdatangan, ia pun memindahkannya ke kamar tidur pribadinya.
Rumah yang berukuran 10x15 meter ini mempunyai empat buah kamar tidur, satu buah dapur yang gabung dengan sumur, satu kamar mandi, dan sebuah toilet.
Bagi Arsyad, bagian dalam rumah yang paling disukainya adalah kamar tidur. Karena, di kamar tidurlah Arsyad banyak melahirkan berbagau tulisan dan puisi. Sudah ratusan puisi dituliskan dari tuangan yang satu ini. “ Kalau saya sudah masuk ke dalam kamar, maka tak boleh ada yang ganggu. He he he “ ucapnya seraya tertawa.
Yang paling menarik, Arsyad Indradi mempunyai perpustakaan pribadi di rumahnya. Baginya, perpustakaan adalah jiwa. Apa lagi sewaktu berprofesi sebagai pengajar dulu. Arsyad sempat menjadi pengelola perpustakaan.
“ Sekitar 300 buku lebih saya kumpulkan sejak saya masih bujangan. Pernah suatu waktu, saking banyaknya hingga tak muat lagi, sebanyak lima kardus saya sumbangkan buku-buku sastra keperpustakaan daerah Banjarbaru. Ya, semoga saja bisa memberikan manfaat untuk pembacanya.” terang Arsyad. Arsyad menceritakan, kebanyakan dari koleksi buku-bukunya adalah bertema sastra dan komputer. Karena, selain sebagai penyair, ia juga seorang blogger sejati. Terbukti dengan adanya 60 blog yang dikelolanya. Ia dinobatkan sebagai blogger tertua di Nusantara pada acara Blogger Nusantara 2011 lalu.
Disamping itu, terdapat ruang tamu yang selalu siap untuk menerima tamu dari Kalsel mau pun luar Kalsel.
“ Kita juga pernah didatangi oleh kru Trans 7 untuk wawancara “ Program Jejak Misteri,” kenang Arsyad.
Ya, di rumah inilah mereka wawancara, menanyakan berbagai macam hal-hal yang berbau kesenian serta kebudayaan di Kalimantan Selatan.
Tapi jangan kaget. Apabila seluruh anggota keluarga kumpul, rumah kami ini layaknya showroom motor. Karena, semua motor kumpul satu di rumah ini,” pangkasnya terawa terbahak. (ananda/sisy).

Dari Harian : Media Kalimantan, Minggu 5 Februari 2012/13 Rabiul Awal 1433 H

Tidak ada komentar: