Selasa, 04 Januari 2011

Nalam Buat Yessika


Arsyad Indradi

Nalam Buat Yessika

Adakah lebih sanggama dari putik bunga
Dari kupukupu beribu warna
Kelopak romansa aroma semarainya
Tapi tibatiba jadi terbang kepak melayanglayang
Taman sukma jadi bayangbayang

Sejak kita di beranda itu Yessika
Kita pun tak pernah mampu menutup rawi kita
Yang tak habis ditulis dendamnya rindu
Saat berkaca pada jatuhnya tetes airmata
Yang selalu luput menafsir bahasa cinta

Sui Lan bisikmu lalu menatap cakrawala
Siapa meniti awangemawan yang berarak
Hatiku berkacakaca :
Duhai dua jiwa satu raga, satu jiwa dua raga
Tangan kita erat bergenggaman

Lalu kita pun melabuh sampan
Dari Barito dari Batanghari
Lalu kita dendangkan nalam kita :
( Sui Lan ) : Tebing mana menyimpan selaksa duka
Seloka luka
Kayuh bersimpuh
Mencari kemana riak arus pupus
( Yessika ) : Karang mana menyimpan selaksa duka
Seloka lara
Rindu yang luruh
Mencari kemana tempat berteduh
( Sui Lan ) : Barito mengalirkan dalamnya anganangan
Sungai tak ada lagi persinggahan
Putri junjung buih bermandi buih
( Yessika ) : Batanghari mengalirkan dalamnya impian
Sungai tak ada lagi tepian
Putri mayang bermandi mayang

Konon sampan itu Yessika masih juga berlabuh
Seperti tiada pernah sangsi mencapai muara ”DAMAI”
Aku masih ingat sayang kau menarik napas panjang

kssb,2 Jan 2011

(”DAMAI” = DAM-AI =Dimas Arika Mihardja –Arsyad Indradi)

• Monique Wien'z, Sari Weh Djayanti, Ramayani Riance dan 9 lainnya menyukai ini.


Dzikri Muhammad : Luar biasa...



Kwek Li Na : indah sekali...



Tato A Setyawan :
Kolaborasi yang ciamik bah. Luar biasa. Takjub kepada pian berdua..
Begitulah kiranya jika urat sungai menyuakan yessika dan sui lan; mereka pasti berdendang asmara riak sungai (ku).


Tuditea Masditok :
Yessika yang indah yessika yang megah yessika yang membuat resah,ah yessika aku masih ingat saat kau merebah :)


Dimas Arika Mihardja :
DAMAI [DAM-AI] = Dawai Akan Menyuguhkan Aura Itu, keindahanlah yang terasa berdegup didada, getarannya akan merasuki ke seluruh pori dan sendi dan akan memberikan kekuatan abadi. DAMAI [ejaan lama = Djalan Akan Menunjukkan Arah Itu] dan la...ngkah kaki kita kian terarah menuju pelabuhan, mendayung sampan di atas isak riak dan teriak ombak: aku sungguh mencintaimu, duhai Kekasih. Lalu kita bertemu dalam laku dan lakon yang semakin membuahkan haru. Kita berpelukan di gigir pantai, saling mengusap bening air mata keharuan dan mengecup dengan lembut anak rambut di dahi.Lihat Selengkapnya


Elisa Octavia :
Ayah, tandaen dung di catatan ini...


De Kemalawati terharu...




Oase Senja :
Ayahku,puisimu selalu jadi yang terindah.



Lathifah Edib :
Amazing!! Liwar bagusx!!



Sari Weh Djayanti :
indah dan damai,, sungguh luar biasa



Monique Wien'z :
terpesona aku dibuatnya...begitu apik juga indah sekali,aku suka sekali,terima kasih bang sudah di tag,sungguh sampai tidak tau harus berkata apa,yang jelas,benar-benar mempesona ,sang yessica mas DAM yang selalu menggetarkan sukma. salam hormatku selalu..


Rama Prabu :
istilah DAM_AI itu indah.....benar...ini serius...ini keyakinan dua hati yang memelihara adab persaudaraan....putri mayang bermandi mayang! tabik


Surjemi Tjakrawerdaya :
Menyentuh. Catatan hebat *_*



Hamberan Syahbana :
Aku suka yg ini



Kayla Untara :
manatp nah...

Sekuntum Pagi Untuk Arsyad Indradi
oleh Rama Prabu

: arsyad indradi [kado ulang tahun]

malam mana yang tak melunaskan perjalanan panjangmu*)
sedang fajar pagi menghitung jumlah sajakmu
lewat jendela kamar dan hamparan kebun bunga
sebelah rumah riwayat kata-kata

nun ditimur
dibalik sutra halimun*)
gugusan bintang gemintang turun dirambutmu
membasuh tetes risau dari rindu
menyemayamkan jejak putih di uban wangimu

wajah senjamu selalu bilang bagaimana esok hari
aku mesti merangkai tubuhmu**)
menjahit kelopak sunyi lewat isyarat seribu burung terbang
lewat kalalatu yang mayang dipunggung kenang
bunga kertas yang disulam jadi romansa
dan berharap aku simpan di jambangan cinta

kini, tapak kaki dijalan puisi telah mendulang kasih abadi
ritus-ritus putaran menetap dibebatu sunyi
karena wajah senjamu telah berkata:
dibalik rangkaian bahasa yang berlimpah maka disitulah dusta cinta ***)
dimana kita menatah tebingnya jadi tiang tebu merah
rahasia birahi seorang majnun ditaman kasih

note:
*) puisi sekuntum pagi, arsyad indradi, 1981
**) puisi bunga kertas, aryad indradi, 1973
***) puisi mendulang cinta, arsyad indradi, 1993

Bandung, 30 Desember 2010

• Abdul Kohar Ibrahim, Dwi Klik Santosa, Yonathan Rahardjo dan 17 lainnya menyukai ini.


Lembayung Senja :
Met pagi .... puisinya bagus ... jd ingat SEsuatu .... SYukron Mas Rama ...


Dimas Arika Mihardja :
Rama Prabu aku terharu baca puisimu untuk sahabat batinku ini. Lantaran FB-ku bermasalah (tak bisa menulis note) aku numpang ngucapin selamat buat Abah ya? Jika berkenan, boleh kok disandingkan di pelaminan dengan puisimu yang indah.


Rama Prabu ‎#lembayung:
selamat pagi..sejahtera pagi hingga siangmu..!


Rama Prabu ‎#ram DAM:
duh kepanapa ya, tunggu saja beberapa saat...nanti juga akan pulih...sahaya akan pajang agar berdampingan cinta kita untuk abah..! sahabat batin...tabik....sehat sejahtera selalu..

Dimas Arika Mihardja
Duh kian haru, hanya judulnya tuh jadi Y...ESSIKA, edit dong hehehehehe makasig telah merepotkan. Aku kesal sejak kemarin tak bisa nulis....

Lembayung Senja :
Amiiin ..... Allahumma ..... Amiiin YRA * met aktifitas .... semoga sukses sll untuk Mas Rama .... Amin *

Rini Sanyoto :
selamat pagi kan Rama, menjelang akhir tahun dengan sajian yang indah......aku suka, menata tebing dan tenggelam disela gunung.... sungguh menginspirasi ...salam


Mariska Lubis :
pagi yang cerah dan senyum di bibir merah... sejuta rasa bahagia... dalam pelukan... terima kasih cinta atas segala keindahan di pagi hari... heheheh...

Rama Prabu ‎#mas DAM: :
dengan senang hati....! duh ada cinta lewat beragam cara...via inbox asik...tetap sampai di jantung sahabat.

Rama Prabu ‎#lembayung: amin...!



Rama Prabu ‎#mb rini:
tataan teging itu untuk sahabat...sekaligus pendahulu dalam jejak sajak...


Rama Prabu ‎#mb ML:
senyum di bibir merah...ah...seperti biasa selamat pagi semua...



Heru Marwata :
Hm, benarkah di "... sebelah rumah riwayat kata-kata (RP) dan "... dibalik rangkaian bahasa yang berlimpah maka disitulah dusta cinta ***) (AI) "... kemarin, hari ini,dan esok" (Om DAM)?

Wah ini benar-benar SINDIRAN yang sangat dahsyat Mas R...ama. Paduan 3 komposisi yang asyik. Ai laik dis.Lihat Selengkapnya


Kurniawan Yunianto
sebuah kepedulian .. kasih sayang seorang rama prabu kepada penulis pendahulu ... saluuut .. maturnuwun mas .. berkah rahayu


Rama Prabu ‎#mas heru:
ya begitulah cinta kita pada seorang penyair yang telah mendedikasikan dirinya untuk jalan puisi...perpaduan hati sahaya dan Mas DAM yang sekarang fbnya sedang dalam problem....komposisi untuk saling menjaga hati..

Rama Prabu ‎#bung KY:
ya, sebuah kepedulian cinta antara sesama pribadi yang mendedikasikan diri di jalur puisi...seperti kita..!rahayu juga!

Yvonne De Fretes :
puisi2 cantik dua sahabat...sy menikmatinya...selamat ya untuk abah sayang...selamat tahun baru mas rama ,mas dam, n semua teman...salam

Rama Prabu ‎#mb yvone:
ya..bukti cinta kita pada semua...selamat tahun baru juga ya...!


Dwi Klik Santosa :
sajak persembahan yang romantis ....


Rama Prabu DKS:
begitulah kita saling mencintai dan manjaga harmoni....heee


Dimas Arika Mihardja :

SAJAK YESSIKA UNTUK SUI LAN (Dimas Arika Mihardja)

sui lan berdiri di pelabuhan, melabuhkan kejora
di dada Cinta. rambutnya tergelai sepanjang riak dan ombak
menjilati pantai, meruak di cakrawala senja
kabarkan padaku sui lan, jangan katakan "sialan"
sebab aku meindukan bincang semalaman di pelataran
di lobi hotel alia bersama diha, membaca puisi
menatap lekat nyi gondosuli

sui lan, lihatlah camar gemetar di tiang layar
mendebur d keidalaman debar
mekar di taman keindahan
katakan padaku sui lan, pelabuhan itu
tanah perkebunan sayur itu
dan kerjap matamu
terbit di ufuk timur,tak mau tenggelam di sela gunung

sui lan, ayo teus berjalan menyisir semenanjung
atau jadi bunga bakung yang sederhana saja
sebab usia kita sama, menyukai tiga rupa:
kemarin, hari ini,dan esok
larut dalam sajak yang penuh isak
dan menyebutmu Bapak.

bengkel puisi swadaya mandiri,30 desember 2010


De Kemalawati :
Sui lan. . . Kepada siapa kusebut bapak?



Dimas Arika Mihardja :
Sui Lan adalah "kekasih abadi" Bapak Arsyad Indradi (Banjarbaru, Kalimantan Selatan) yang hari ini berulang tahun. Lantaran FB bermasalah tak bisa nulis catatan, puisi ini kukirim lewat inbox Arsyad Indradi sahabat batinku, ya dia itu Si Penyair Gila. Begitulah Deknong Kemalawati adikku. Persahabatanku dengan beliau tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan. Abah Arsyad Indradi ini adalah juga "pacar" mbak Diha. Salam DAM, damai di hati ya?

De Kemalawati
Wah, selamat ultah pak Irsyad, dikirimi puisi begitu indah. Beruntung nian mengenal orang2 hebat seperti mbak Diha, mas Dimas dan kini pak Arsyad, semoga aku ketularan 'gila' kalian. Salam


Dimas Arika Mihardja :
De Kemalawati, adikku yang akan "gila", abah Arsyad Indradi inilah yang menerbitkan buku 148 Penyair Menuju Bulan, buku setebal 728 halaman dibidani sendiri, dibiayai sendiri (dengan menjual sebidang tanah) hanya untuk memberi Kado Hari Jadi ke-7 Kota Banjarbaru dan Hari Ulang tahun beliau ke 57 (31 Desember 1949). Dengan buku itu lantas aku menyebutnya dengan "Penyair Gila", penyair Gaek yang tak mati-mati juga kreativitasnya.

Hamberan Syahbana :
O giti ya? Hehehe, aku baru tahu tu: kalau Sui Lan itu si Penyair Gila yang dari Banjarbaru itu. Burung camar di tiang layar itu tentunya Mas DAM ya?
Kalau begitu:
Kuucapkan selamat panjang umur buat sui lan dan
berjuta selamat pagi aku ucapkan
buat burung camar yang gemetar di tiang layar di pelabuhan
sambil menunggu datangnya angin yang tak pernah bosan mengantarkan biduk kasmaran
yang gemar mengarungi lautan demi lautan
yang tak gentar menerjang ombak badai dan taupan
yang pantang surut sebelum tiba di daratan
pantai harapan yang didambakan

Dimas Arika Mihardja :
Pak Hamberan, apakah yang kita punya selain cinta dan setia pada makna kata dan tegur sapa? angin senja telah merisalahkan pengalaman berdekapan dan Pak Hamberan terus saja duduk di emperan menuliskan kata cinta itu. Duh,indahnya silaturahmi hati buat orang-orang terkasih.

De Kemalawati
aku terharu, apa yang aku dan teman2 Lapena buat hari ini belum apa2 dibandingkan abah Arsyad. Ternyata cermin di hadapanku makin lebar dan makin bening, aku melihat makin banyak orang2 di depanku berpeluh dan berotot terus menggali, menanam dan memupuk. . . Duh

Galih Sundari :
Sui Lan,digerai rambutnya berjuntai desau rebana dengan pepujian syahdu,sebagaimana Putri Junjung Buih 'beterbangan' saat hendak meneguk tetes siraman jiwa dari Pancaran Arrasy.
Didermaga Bandar Masih sang Suryanata memaknai tentang tiga rupa,usia yang sama dan trisakti.engkaukah itu duhai Sui Lan,Dam,Arsyad Indradi?
Salam salimku pada yg 'GILA',
Selamat Ulang tahun,semoga dalam berkahNYA slalu.Amin.

Dimas Arika Mihardja :
Mbak Galih Sundari, untaian kata-katamu pagi ini menunjukkan betapa ada potensi kreatif di dirimu. Hayo jadilah kegilaan menulis untuk mengabadikan cinta,mengabarkan sikap bersetia pada kehidupan. Terima kasih ya? Salam 123 sayang semuanya.

Galih Sundari :
Oh Pak Dam,betapa hasrat bagai merapi namun harus me-lawu,terpasung dalam toleran cinta dari yang tercinta sbagai belahan jiwa.bekunya mega di gunung kota baru,memenjarakan liarnya imaji.maka hanya meliuk dikomen dan seadanya,sbagai penawar dahaga akan kegilaan.
He.he.he,kusuka salam mesra njenengan,pak Dam.123 sayang semuanya.


Mahmud Jauhari Ali Full :
benar-benar persahabatan yang memesona. walau beda kota, jarak tak menjadi penghalang. mantap .... selamat ultah duhai Abah Arsyad Indradi ....


Dimas Arika Mihardja :
Abah Arsyad, hapuskan air matamu, bersama Sui Lan engkau bisa kembali berlayar bermilyard jarak tempuh, jangan kuwatirkan kaki lepuh, kepulkan lagi sayap harap menyergap kekuatan dan semangatnya.

Arsyad Indradi :
Terima kasih Mas Dimas terima kasih kawan2 semua semoga kita selalu dalam lindungannya. Ditahun baru ini (2011) terus kita kibarkan semangat berkarya. Biarkan kita "gila" mengejar cahaya akanan itu tiada kan goyah tiada kan luntur. Yessika - Sui Lan dua jiwa satu raga,dua raga satu jiwa. 123 salam sastra semuanya.